Refleksi Hari Kebudayaan Nasional: Menguatkan Identitas di Tengah Arus Globalisasi

Oleh Ketua Forum Wartawan Kebudayaan (FORWARD)

KORAN MEDSOS - Peringatan Hari Kebudayaan Nasional bukan sekadar seremoni tahunan atau momentum nostalgia terhadap masa lalu. Lebih dari itu, hari ini menjadi penanda penting bagi bangsa Indonesia untuk menegaskan kembali siapa kita di tengah derasnya arus globalisasi yang terus mengikis batas, nilai, dan cara pandang lokal.

Kebudayaan bukan benda mati yang hanya disimpan dalam museum atau dikisahkan dalam buku sejarah. Ia adalah denyut kehidupan yang membentuk cara kita berpikir, bersikap, dan berinteraksi sebagai bangsa. Karena itu, memperingati Hari Kebudayaan Nasional berarti merawat ruh kebangsaan dan memastikan agar jati diri kita tidak larut dalam gelombang modernitas yang sering kali menempatkan efisiensi di atas nilai, dan tren di atas tradisi.

Dalam konteks ini, pelestarian budaya harus dipahami bukan sebagai usaha melestarikan masa lalu, tetapi sebagai strategi masa depan. Ia menjadi strategi kebangsaan yang merupakan upaya sadar untuk memperkuat identitas kolektif, menumbuhkan kebanggaan nasional, dan memperkaya daya saing bangsa melalui kearifan lokal.

Forum Wartawan Kebudayaan (FORWARD) memandang bahwa tugas menjaga kebudayaan tidak hanya milik para seniman, budayawan, atau institusi kebudayaan semata. Pers juga memegang peran strategis sebagai penjaga narasi kebudayaan dan memastikan bahwa nilai-nilai luhur bangsa tidak terkubur di antara hiruk pikuk informasi dan banjir konten yang serba instan.

Melalui jurnalisme kebudayaan, FORWARD berkomitmen menjadi ruang dialog, kritik, dan inspirasi bagi tumbuhnya kesadaran budaya di tengah masyarakat. Sebab hanya dengan memahami akar budayanya, sebuah bangsa dapat berdiri tegak, percaya diri, dan dihormati di mata dunia.

Selamat Hari Kebudayaan Nasional. Mari terus menulis, menuturkan, dan merawat Indonesia dari akar budayanya.

Profil Singkat Rizal Arif Baihaqi

Nama: Rizal Arif Baihaqi
Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 25 Oktober 1987
Bidang: Kebudayaan, Jurnalisme, dan Literasi
Domisili: Cilegon, Banten

Rizal Arif Baihaqi dikenal sebagai pegiat kebudayaan dan jurnalis, yang aktif mengembangkan ruang ekspresi publik di Kota Cilegon. Tidak hanya menggagas Forum Wartawan Kebudayaan (FORWARD), wadah yang menghimpun para jurnalis yang memiliki perhatian terhadap isu-isu budaya, sejarah, dan kemanusiaan, ia juga menjadi inisiator lahirnya Gen Cilegon, sebuah gerakan kreatif anak muda yang berfokus pada penguatan literasi visual, ekspresi budaya, dan kolaborasi lintas komunitas di Kota Cilegon.

Rizal Arif Baihaqi juga dikenal sebagai aktor teater dan film yang dikenal melalui perannya sebagai Ki Wasyid, tokoh pejuang dan ulama asal Banten, dalam tiga versi film berbeda: versi Kremov Pictures, versi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cilegon, serta versi Komunitas Film B’ Production.

Perannya tersebut menjadikannya salah satu figur penting dalam upaya menghadirkan kembali semangat perjuangan dan nilai-nilai keislaman ke dalam karya visual modern. Dalam kiprahnya, Rizal banyak terlibat dalam kegiatan literasi, dokumentasi kebudayaan, dan pendampingan komunitas seni.

Ia memandang jurnalisme bukan sekadar alat pemberitaan, tetapi juga sarana pemeliharaan ingatan kolektif dan penguat identitas lokal. Selain aktif di bidang kebudayaan, Rizal juga berperan dalam komunikasi publik dan kehumasan beberapa organisasi yang ada di Cilegon ataupun Banten. (*)

Posting Komentar

0 Komentar