KORAN MEDSOS - Orang tua Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Cilegon, yang tidak mau disebutkan namanya, kepada News Cilegon, Mengeluhkan banyaknya iuran di sekolah yang mengatasnamakan infak kepada siswa.
"Setiap hari siswa harus membayar infak Rp. 2.000, belum lagi infak pembangunan, infak kas kelas, dan infak qurban disetiap bulan," keluhan salah satu orang tua siswa MIN 1 Cilegon melalui pesan WhatsApp (11 Agustus 2025).
Keluhan terjadi, lantaran infak Rp. 2.000/hari, pihak sekolah tidak transparan dalam pengelolaannya.
"Selama ini kita belum pernah menerima laporan hasil infak dari pihak komite maupun sekolah, kalaupun ada rapat, itu hanya mendengarkan keputusan dan aturan dari selolah, masukan kita selalu di abaikan," tegasnya.
Ia juga menghitung, jumlah penghasilan dari infak siswa, yang cukup besar, di mana MIN 1 Cilegon Atau MIN Langon memiliki 4 rombongan belajar (Rombel) di setiap kelasnya, dan setiap Rombel terdiri dari 28 siswa.
"Rp. 2.000 x jumlah siswa × 1 bulan × 1 tahun ini kan cukup besar pak karna infak ini sudah berlangsung sangat lama, dan ini wajib, bahkan jika ada siswa yang tidak membayar infak langsung ditegur oleh guru," jelasnya.
Pernyataan yang sama diungkap oleh orang tua lainnya yang juga tidak mau diungkapkan namanya, selain infak wajib pihak sekolah jika ada kebutuhan, kembali meminta infak kepada siswa.
"Infak tiap hari Rp. 2.000 wajib, kalau nggak bayar, siswa akan diminta double besok harinya, dan jika ada perbaikan atau kebutuhan pihak sekolah minta infak lagi, tapi hingga saat ini kami belum pernah menerima laporan hasil infak tersebut," keluh orang tua siswa.
Namun keluhan orang tua tersebut, dibantah oleh ketua komite sekolah, Ahmad Hatib, dimana pihak sekolah tidak mewajibkan infak kepada siswa, adapun infak tersebut merupakan pembelajaran shodaqoh untuk para siswa.
"Itu bukan infaq tapi pembelajaran kepada siswa agar mau ber-shodaqoh, dan sifatnya tidak wajib atau seikhlasnya, dan program ini merupakan hasil musyawarah dengan orang tua" katanya.
Hatib menambahakan, bahwa pihaknya telah transparan dalam laporan pertanggungjawaban atas kumpulan uang tersebut, kepada orang tua siswa
"Kita telah tempatkan admin di sekolah, dan sebagai bentuk pertanggungjawaban, kita lakukan LPJ disetiap tahun nya, mungkin yang mengeluh itu tidak pernah ikut rapat, sehingga tidak mengetahui LPJ kami," terangnya.(*)
0 Komentar